Metode Sensus Satwa Liar Secara Langsung

Metode Sensus Satwa Liar Secara Langsung

Metode Sensus Satwa Liar Secara Langsung – Pengamat bungkam( silent detection) merupakan membagi binatang kala binatang tidak dalam kondisi tersendat serta tata cara observasi dimana pengamat mendekati binatang setenang bisa jadi( as silent as possible)( Mustari 2007).

Metode Sensus Satwa Liar Secara Langsung

wildrye – Pencatatan ini dicoba dengan meng jumlah durasi pertembungan serta jumlah wisatawan bersumber pada tipe kemaluan serta bentuk baya pada titik observasi yang sudah didetetapkan. Observasi dicoba di titik observasi pada jarak khusus supaya bisa memandang serta membagi wisatawan dengan pas. Pengamat bungkam membagi pertembungan tiap menit ke- 15.

Dikutip dari muchlasalit02, Tata cara pengamat bungkam dicoba di Monumen Rafflesia, museum ilmu hewan, halaman mexico, halaman lotus, tumbuhan jadoh, jembatan gantung, cafe dedaunan, halaman anggrek, langgar, jalur astrid, serta halaman garuda. Durasi penngamatan pada bertepatan pada 21 September 2014 mulai jam 08. 00- 17. 00 Wib.

Jumlah wisatawan yang dihitung dengan tata cara pengamat bungkam didapat informasi sebesar 1349 orang dengan posisi terfokus pengunjung pada rute monumen Rafflesia.

Pada tata cara pengamat bungkam bentuk baya yang sangat banyak teramati ialah kategori baya III( anak muda) dengan jumlah populasi sebesar 4146 orang.

Baca juga : Inventarisasi dan Pemantauan Satwa Liar untuk Konservasi

Metode pengamat bergerak

Pengamat beranjak merupakan tata cara yang dicoba dengan metode pengamat melaksanakan enumerasi sembari beranjak dimana pengamat leluasa beranjak sepanjang sedang terletak di dalam luasan areal yang didetetapkan.

Observasi dicoba dengan metode berjalan sejauh rute pada posisi yang sudah didetetapkan. Pengamat sanggup membagi serta melainkan wisatawan bersumber pada tipe kemaluan serta bentuk usianya. Pencatatan dicoba pada selang durasi 15 menit.

Tata cara yang dipakai merupakan tata cara pengamat beranjak. Posisi observasi dicoba di sebagian alur observasi yang dikira selaku tempat terkonsentrasinya wisatawan di Ladang Raya Bogor.

Enumerasi durasi puncak dicoba di 3 pintu masuk, ialah pintu masuk 1( pintu masuk penting), pintu masuk 2( kantor POS), serta pintu masuk 3( Baranangsiang). Durasi penngamatan pada bertepatan pada 21 September 2014 mulai jam 08. 00- 17. 00 Wib. Jumlah buat pengamat beranjak didapat informasi wisatawan sebesar 3075

orang. Sedemikian itu pula dengan tata cara pengamat beranjak, bentuk baya yang teramati ialah pada kategori baya III( anak muda) dengan jumlah populasi sebesar 11. 589 orang.

Metode point count dan jalur transect

Tata cara line transects serta poin count. Line transects merupakan tata cara yang biasanya dipakai buat sensus primata, burungdan herbivora besar. Garis transek ialah sesuatu petak ilustrasi, dimana seorangpengamat/ pencatat berjalan sejauh garis transek serta menulis tiap tipe satwaliar yang diamati; bagus jumlah ataupun jaraknya dari pencatat. Tata cara transek ini dapatdipergunakan buat menulis informasi dari sebagian tipe binatang dengan cara bersamaan

Poin count merupakan tata cara sensus binatang dengan rancangan serta filosofi yang serupa dengan line transects, tetapi petak ilustrasi yang dipergunakan berupa bundaran dengan radius khusus serta tidak terkait pada kecekatan.

Profit dari tata cara ini merupakan lebih berdaya guna, dimana periset bisa menaruh sebagian titik observasi yang terdistribusi dengan cara random di posisi observasi. Tata cara poin count ini dipakai dengan metode mencermati kehadiran binatang dengan cara langsung serta dengan mencermati suaranya, di dalam bundaran dengan radius yang sudah diresmikan. Jarak dampingi titik tidak bisa kurang dari 200 meter di semua posisi riset, bila titik sangat dekat hendak terdapat invidu yang terbatas lebih pada sebagian titik. Rentang waktu durasi yang dipergunakan merupakan 10 menit buat masing- masing titik, dengan menunggu 2 menit dikala kedatang pada titik observasi. Tiap titik yang terbuat dicoba pencatatan koordinat dengan memakai Garis besar Positioning System( GPS).

Aktivitas survei kepadatan populasi binatang buas di zona Plawangan Turgo pada titik antara Tlogo Gadis sampai Tlogo Nirmolo dilaksanakan dengan tata cara transek garis serta poin count. Pada penerapan transek garis, rute yang dipakai menjajaki jalan jalur selangkah yang sudah terdapat dengan ditaksir luas ke kanan serta ke kiri tiap- tiap 25 m. Penerapan sensus dengan line transects diawali dengan titik 0 terletak pada ketinggian 716 meter dpl, yang ialah dini observasi kepada burung serta binatang buas yang lain yang ditemui di sejauh rute transek. Pencatatan pada tally sheet yang dicoba mencakup jumlah serta tipe binatang buas, jaraknya dari pengamat dan jarak tiap titik observasi dari titik awal mulanya( titik 0). Sensus binatang buas memakai tata cara poin count dilaksanakan pada 4 titik observasi( poin count), dengan radius 25 m serta jarak dampingi poin count merupakan 200 m. Semacam perihalnya pelaksaan sensus dengan transek garis, hingga observasi serta pencatatan dilaksanakan pada binatang buas yang ditemukan di zona sepanjang radius 25 m dari bundaran yang sudah didetetapkan.

Pada observasi yang dicoba di area Tlogo Putri- Tlogo Nirmolo, Kaliurang, mengenai populasi binatang burung memperoleh hasil pengenalan 22 tipe burung( dengan tata cara line transek) dengan jumlah tiap- tiap populasi berbeda- beda. Pada line transek ditemui populasi yang sangat berkuasa merupakan tipe Pleci( Yosterop) dengan jumlah 24 akhir. Tipe kedua yang berkuasa merupakan Prenjak coklat sebesar 11 akhir. Sebaliknya tipe Gagak, Jalak ucet, Prenjak belalang, Sriti, Walet palem asia, serta Wiwikklabu tiap- tiap ditemui sebesar 1 akhir. Tiap titik observasi dicoba pemberhentian sebagian dikala buat membenarkan tipe burung yang melalui. Sebagian burung luang nampak tanpa perlengkapan tolong( binoluker) namun beberapa besar cuma terdengar suaranya buat memastikan tipe burung.

Buat tata cara poin count, jarak yang dipakai berkisar antara 150- 500 meter dengan radius 25- 30 meter. Buat jarak 150 meter umumnya dipakai di hutan alam yang sedang utuh alhasil kerapatannya amat besar, sebaliknya jarak 500 meter umumnya dipakai buat area yang sudah terbuka. Pada observasi kali ini jarak yang dipakai buat observasi sejauh 200 meter dengan radius 25 meter. Perihal ini sebab area yang didapat selaku sample merupakan area lindung yang sedang utuh serta awal tanah yang tidakterlalu luas. Pada tiap- tiap titik observasi dicoba pemberhentian sepanjang 10 menit buat memandang ataupun mencermati burung- burung yang melalui. Poin count ini mempunyai keunggulan bila dipakai pada topografi yang susah. Pada observasi kali ini memperoleh 4 titik dengan memakai jalur selangkah dari Tlogo Gadis ke Tlogo Nirmolo. Diperoleh hasil 15, 24 binatang/ ha yang terletak di area itu. Jumlah ini relatif banyakdibandingkan dengan observasi line transek, perihal ini disebabkan pada tiap observasi pada poin count senantiasa diperoleh binatang yang lebih banyak.

Metode Driving Count

Syarat- syarat pra melaksanakannya antara lain:

a)Areal yang dipakai umumnya areal hutan yang besar semacam savanna

b)Penyensus wajib menguasai area penghalau

c)Mencermati situasi iklim

d)Penyensus janganlah memakai busana yang mencolok

e)Dicoba dikala aktifnya binatang, cuaca tidak hujan, dan lain- lain.

Teknis penerapan:

a)Memastikan arah penghalau di dalam peta

b)Memilah golongan sensus dalam 2 bagian ialah penghalau serta pencatat

c)Penghalau sepanjang beranjak berupaya buat membuat riuh alhasil binatang yang tersembunyi turut pergi, sebaliknya pencatat wajib bungkam serta kira- kira tersembunyi

d)Memastikan rute pengalau serta jarak antara penghalau merupakan dekat 50 meter, pengamat terletak pada batasan akhir penghalau

e)Penghalau dicoba dengan simultan dengan arah yang senantiasa serta jarak dampingi penghalau pula tetap

f)Penghalau beranjak berbarengan alhasil diusahakan membuat garis lurus

g)Tiap binatang yang pergi dari areal sensus dicatat oleh pencatat ataupun oleh penghalau

h)Tiap- tiap pencatat cuma menulis satu rute di bagian kanan ataupun kiri

i)Binatang yang kabur masuk ke dalam areal sensus dihitung serta esoknya hendak jadi pengurang dalam jumlah akhir

j)Sehabis menggapai jarak yang didetetapkan hingga penghalau dihentikan.

Analisa informasi:

a)Binatang yang pergi berputar melampaui garis penghalau dicatat oleh penghalau

b)Binatang yang meninggalkan areal sensus di depan penghalau hingga wajib dicatat oleh pencatat

c)Binatang yang masuk ke dalam areal sensus pada dikala sensus dilaksanakan hingga dicatat oleh pencatat dengan ciri minus

d)Jumlah binatang yang pergi serta dicatat bagus oleh penghalau ataupun oleh pengamat dijumlah dengan binatang yang masuk dalam arean sensus. Hasil itu membuktikan jumlah binatang yang ada dalam areal sensus.

Metode Penjagalan

Tata cara pembantaian binatang merupakan tata cara yang dipakai selaku salah satu metode buat melaksanakan sensus serta enumerasi binatang. Tata cara ini merupakan dengan berburu serta membekuk semua binatang yang terdapat di wiayah itu setelah itu dari totalitas binatang itu di bunuh buat di inven ataupun di sensus. Tata cara ini tidak sering dipakai sebab tidak cocok dengan rancangan konserasi, terlebih untuk binatang yang rawan musnah serta jumlahnya sedikit.

Previous post Inventarisasi dan Pemantauan Satwa Liar untuk Konservasi
Next post Algoritma Untuk Memantau Populasi Gajah